About

Kamis, 29 Maret 2012

SAS Analisis Media Sosial untuk Prediksi Jumlah Pengangguran


Angka pengangguran di suatu negara ternyata bisa diprediksi berdasarkan sentimen yang diukur dari pembicaraan di media sosial. Meningkatnya percakapan
topik-topik tertentu dapat mengindikasikan naik atau turunnya jumlah tunakarya.
Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil riset yang diadakan SAS dan PBB (melalui United Nations Global Pulse).
Sebagai mitra PBB yang ahli di bidang statistik dan analisis data, SAS memanfaatkan solusi SAS Social Media Analytics dan SAS Text Miner dalam penelitian ini. Keduanya dipakai untuk menganalisis setengah juta blog, forum, dan situs berita di AS dan Irlandia sebagai referensi.
SAS membandingkan nilai mood dan volume percakapan dengan statistik pengangguran resmi untuk melihat apakah tren kenaikan di atas normal pada topik tersebut adalah indikator melonjaknya pengangguran.
Sebuah dashboard dipergunakan untuk menampilkan hasil riset ini, meliputi tren, mood para pengangguran yang diekspresikan dalam media sosial, perubahan mood setiap saat, dan mengarahkan serta memperlambat indikator syok pengangguran.
Analisis tersebut menunjukkan jika meningkatnya obrolan tentang pemotongan belanja, meningkatnya penggunaan transportasi publik, dan penggantian jenis kendaraan menjadi yang lebih murah, memangberbanding lurus dengan prediksi peningkatan jumlah pengangguran.
Kebalikannya, jika obrolan yang meningkat berkisar di topik-topik seperti liburan yang tidak jadi, menurunnya pengeluaran kesehatan, dan penyitaan atau pengusiran, berarti pertanda utama efek penurunan ekonomi.
Media sosial dan isi internet... saat ini bentuknya digital, bersifat publik, dan berskala besar. Hartayang belum tersentuh itu dapat memberikan feedback secara real-time untuk kebijakan, meningkatkan keselamatan publik, meningkatkan hubungan warga negara, dan mendukung penelitian sosiologi yang penting,” tukas I-sah Hsieh (Global Manager, International Development, SAS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar