About

Sabtu, 28 April 2012

Penjahat memakai kostum muslimah bercadar, mengkhawatirkan muslim AS

AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) - Jenis kejahatan yang mungkin tidak baru namun jarang terdengar yang melibatkan laki-laki memakai kostum Muslimah bercadar atau memakai burka telah
membuat kaum Muslimin yang menjadi minoritas di Philadhelpia, Amerika Serikat (AS) kaget dan khawatir. Menyebabkan kekhawatiran meningkatnya islamophobia dan stigma negatif terhadap agama Islam terkhusus Muslimah dalam hal ini.
"Ini membuat saya sedih bahwa mereka akan menggambarkan agama kita dengan cara ini," kata Keziah Ridgeway, seorang guru di akademi Al-Aqsa di Philadelpia, kepada NewsWork pada hari Jum'at (27/4/2012).
Para penjahat memanfaatkan pakaian Muslimah untuk melakukan aksi kriminal, seperti mencuri dengan masuk ke toko-toko menggunakan cadar sehingga dia akan dianggap sebagai Muslimah. Maka ketika itu pemilik toko akan menyalahkan Muslimah bercadar yang telah mencuri dan menyebarkan stigma negatif di kalangan masyarakat AS.
"Kalian tidak dapat melihat wajahnya dan sehingga kalian tidak mengetahui siapa yang datang ke toko kalian. Ini benar-benar membuat kesulitan bagi wanita Muslim, apakah kalian menutup wajah kalian maupun kalian menutup kepala kalian," kata Ridgeway.
Tindak kejahatan dengan menyamar sebagai Muslimah bercadar baru diketahui pada Maret lalu, ketika dua tersangka perampok mengenakan pakaian Muslimah merampok cabang Bank Sovereign di 8310 Stenton Avenue.
Para perampok itu diyakini juga telah merampok Bank Wells Fargo yang terletak di 700 Adams Avenue pada awal April ini dengan pakaian yang sama.
"Ini meningkatkan kekhawatiran di lingkungan kami," kata Dewan kota Curtis Jones kepada Philadelphia Tribune pada Kamis (26/4).
"Ini mengkhawatirkan saya karena ada banyak kesalahpahaman tentang Islam dan pakaian yang mereka kenakan," tambahnya.
Penjahat pengecut yang menyamar sebagai Muslimah telah menyebabkan meningkatnya kecurigaan terhadap Muslimah jika pergi ke tempat-tempat umum terutama toko-toko perbelanjaan. Mereka (muslimah) dipaksa memberitahu identitas mereka sebelum mereka pergi ke tempat-tempat bisnis yang berbeda.
Salah satunya menimpa Aishia Muhammad, ia pernah pergi ke sebuah toko untuk membeli pakaian atau sepatu dan ia diikuti orang-orang di sekitar toko. "Jika saya pergi ke sebuah toko, untuk membeli pakaian atau sepatu, pasti ada banyak mengikuti saya di sekitar toko," katanya. (siraaj/arrahmah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar